“What does om telolet om mean?“ begitu cuitan The Chainsmokers, musisi kelas dunia di akun twitternya. Tak lama, DJ Snake hingga DJ Martin Garrix pun ikut larut dalam viral ini. Mereka bahkan mengunggah video Electronic Dance Music (EDM) karyanya yang berisi suara klakson Om Telolet Om.
Fenomena “Om Telolet Om” mendadak menjadi viral yang mendunia beberapa waktu belakangan ini. Sebuah fenomena sederhana yang berasal dari beragam suara klakson bis malam di Indonesia ini telah menggema sebanyak 1,2 juta kali di Twitter, jauh melampaui viral Ariel Peterporn dan persidangan mantan gubernur DKI Ahok yang bertengger di kisaran 50 ribuan tweets…amazing!!!

Akun Twitter The Chainsmokers

Om Telolet Om versi DJ Snake feat. Marshmello yang diunduh di Youtube
Menilik Fenomena Om Telolet Om
Sebelum saya membahas mengenai fenomena viralnya, sebaiknya kita mengerti dulu sejarahnya si Om Telolet Om ini. Apabila ditarik ke belakang, asal mula klakson telolet ini berawal dari Tengku Eriansyah, pengusaha PO (Perusahaan Otobus) bis malam EFISIENSI, yang sedang beribadah Umroh dan tertarik dengan suara klakson bis yang membawanya dalam perjalanan ibadah di Tanah Suci, dimana suara klakson yang unik tersebut ternyata berfungsi efektif sebagai pengusir Unta yang suka menghalangi jalan raya antar kota di Tanah Suci. Sekembalinya di tanah air, sang pengusaha bis ini mengaplikasikan klakson tersebut ke armada bisnya yang beroperasi di pulau Jawa. Ternyata dalam waktu singkat klakson ini juga disukai oleh para awak maupun owner PO-PO bis malam lainnya. Sejak saat itu mulailah berkembang suara klakson telolet dengan berbagai variasi sesuai dengan kreatifitas masing-masing awak bis, seperti yang bisa kita dengarkan saat ini.
Semula penggemarnya adalah anak-anak kecil di sekitaran terminal bis antar kota yang berteriak “Om Telolet Om” kepada awak bis untuk membunyikan klakson telolet kebanggaan masing-masing bis malam tersebut. Saat dibunyikan, bocah-bocah itupun berteriak senang dan berjoget kegirangan.
Makin hari semakin banyak penggemar klakson telolet ini dan bukan hanya dari kalangan anak kecil lagi, tapi merambah ke berbagai usia sehingga mulailah tulisan-tulisan “Om Telolet Om” diatas selembar kertas karton atau potongan kardus bekas di pinggir-pinggir jalan untuk menarik perhatian para awak bis membunyikan klakson telolet. Bahkan tidak hanya di sekitar terminal bis antar kota, namun menyebar ke berbagai wilayah yang dilalui oleh rute bis-bis antar kota tersebut.
Video-video yang menunjukkan para fans telolet yang sedang menunggu bis-bis malam sepanjang jalur Pantura maupun jalur Selatan semakin banyak tersebar luas di berbagai media sosial, bahkan sampai ke luar negeri.

Demam Om Telolet Om yang juga merambah ke kancah sepak bola internasional
Fenomena Viral
Semua itu bisa terjadi karena viral, sebuah masterpiece heritage abad milenials. Viral merupakan sebuah fenomena tersendiri, dimana sebuah informasi tidak lagi hanya berjalan lurus 1 arah dan berasal dari sumber tertentu saja, namun informasi saat ini bagaikan tentakel gurita yang dapat merengkuh seseorang maupun masyarakat abad 21 yang haus akan informasi dari berbagai sisi dengan beragam sudut pandang. Menurut Willy G, seorang internet marketer, semua aspek kehidupan dapat menjadi viral asalkan memenuhi STEPPS, yaitu Social Currency, Trigger, Emotion, Public, Practical Value dan Story.
Social Currency ; bisa diartikan sebagai kebanggaan kepada diri sendiri dalam kaitannya terhadap suatu hal yang diyakini atau disukai oleh pribadi tersebut.
Trigger atau pemicu ; yang mana merupakan titik awal sebuah konten atau hal mulai dikenal oleh orang lain karena dianggap berbeda dan menarik dari berbagai sudut pandang atau norma sosial.
Emotion ; sebuah konten atau hal akan menjadi viral ketika konten atau hal tersebut dapat menyentuh sisi emosional seseorang atau masyarakat secara serentak dan spontanitas.
Public ; hal-hal umum yang sudah diketahui oleh masyarakat banyak namun terjadi di luar kebiasaan pada umumnya akan sangat mudah menjadi sebuah viral.
Practical Value ; saat ini pertukaran informasi sudah tidak mengenal batas dan waktu sehingga hanya hal-hal praktis lah yang akan sangat mudah untuk menjadi sebuah viral. Informasi, hal atau konten yang memiliki bobot lebih mendalam justru cenderung tidak mendapatkan perhatian.
Story ; terakhir, gaya penyampaian yang tepat menjadi syarat terakhir sebuah hal atau konten dapat menjadi viral. Gaya penyampaian yang pas akan memancing kesadaran seseorang untuk memahami hal atau konten tersebut.
Popularitas klakson telolet ini tidak akan mendunia kalau tidak memiliki STEPPS yang menjadi salah satu syarat viral. Lalu siapa yang sebenarnya tidak sengaja melakukan aktivitas Public Relations Om Telolet OM? Adalah komunitas Bismania yang secara tidak langsung turut berperan sebagai motor penggerak STEPPS terhadap klakson telolet sehingga menjadi viral “Om Telolet Om”. Dimulai dari kebanggaan pribadi atas kecintaan terhadap bis malam (Social Currency & Emotion), kemudian merekam segala aktifitas pembunyian klakson telolet dari bis-bis malam andalan masing-masing member komunitas Bismania sampai dengan mempostingnya ke berbagai media sosial (Public & Practical Value).
Yang membuat agak berbeda dan unik justru langkah terakhir dari klakson telolet ini sampai menjadi viral, dimana yang menjadi pemicu (Trigger) adalah sebuah cerita/pesan (Story) yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan asal muasal suara klakson itu sendiri. Pesan yang menjadi latar belakang viral ini adalah kebiasaan anak-anak kecil mulai dari usia 5 sampai dengan 15 tahun yang secara berkelompok menunggu lewatnya bis-bis malam di lokasi-lokasi tertentu, biasanya di pintu-pintu keluar terminal bis antar kota untuk mendengarkan sang awak bis membunyikan klakson telolet kebanggaannya. Diawali hanya dengan teriakan-teriakan kecil “Om Telolet Om” kepada para awak bis sambil memberikan kode kepalan tangan dengan jempol mengarah ke mulut, para “Bismania” cilik ini dengan riang gembira bersorak sorai menyambut suara klakson telolet tersebut, tidak lupa kerap kali mereka juga merekam momen tersebut dengan telepon selular (hp) masing-masing.
Dengan terpenuhinya STEPPS dan “Public Relations” yang sangat efektif ini, tidaklah mengherankan apabila “Om Telolet Om” ini langsung menjadi viral penutup yang mengguncang Indonesia dan dunia di penghujung tahun 2016.
Semoga berbagai macam kejadian unik dan viral yang terjadi sepanjang tahun 2016 silam dapat menjadi sebuah pelajaran berharga yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di dunia PR, dan kita tunggu viral-viral maupun kejutan-kejutan kegiatan Public Relations selanjutnya di tahun 2017 ini yang mungkin akan mengalahkan fenomena “Om Telolet Om”.
Oleh : Andri Hariadi
Community Relations Executive IMOGEN PR